Menelusuri Blue Hole, Spot Diving Paling Berbahaya di Dunia yang Telah Menelan Banyak Nyawa Namun Sangat Indah

Dahab - Indah namun berbahaya, mungkin jadi ungkapan yang tepat untuk menggambarkan area diving atau penyelaman satu ini. Ya, meski jadi favorit penyelam, place diving satu ini dikenal berbahaya karena kerap menelan banyak nyawa.

Bernama Blue Hole, place diving ini disebut sebagai spot diving paling berbahaya di dunia. Bahkan, saking berbahayanya, Blue Hole juga dijuluki sebagai kuburan para penyelam. Kok bisa, ya?

Dilansir Scene Arabia, Blue Hole adalah lubang bawah laut, dengan lebar sekitar 80 meter dan kedalaman lebih dari 100 meter. Area diving yang terletak di pesisir Laut Merah, tepatnya di Dahab, sebuah desa kecil di pantai tenggara Semenanjung Sinai, Mesir, ini sudah amat populer di kalangan scuba divers.

Bahkan, meski sudah tak terhitung lagi kasus hilangnya nyawa penyelam yang mengarungi perairannya, Blue Hole tetap ramai didatangi para penyelam. Hal ini dikarenakan mereka penasaran akan keindahan yang ditawarkan, serta medan dari Blue Hole sendiri.

Meski bertaruh nyawa, justru sensasi inilah yang dicari para penyelam, sama seperti saat pendaki mendaki Gunung Everest atau Gunung Kilimanjaro yang terkenal dengan medannya yang sulit.

Dijuluki 'Kuburan Penyelam' di Laut Merah


Dikenal sebagai salah satu area diving paling berbahaya di dunia, Blue Hole dijuluki sebagai "scuba divers burial ground" atau kuburan penyelam. Hal ini dikarenakan, para penyelam yang menyelam di Blue Hole seakan sudah siap mati atau bertaruh nyawa.

Blue Hole dikenal berbahaya karena kontur atau medan penyelamannya yang tak biasa. Area diving satu ini sebenarnya tidak berbahaya jika kamu menyelam hanya beberapa meter saja. Hanya saja, masalahnya adalah ketika kamu menyelam di location yang sangat dalam.

Mengutip RushKult, location terdangkal di lubang ini tercatat sekitar 6 meter, yang dinamakan The Saddle. Kemudian, ada lengkungan mirip terowongan sepanjang 26 meter di kedalaman 55 meter yang dinamakan The Arch.

Adapun, kedalaman Blue Hole sendiri disebut mencapai hampir 1.000 meter. Hanya saja, para penyelam dilarang untuk menyelam hingga kedalaman 100 meter.

Lalu, apa yang membuat Blue Opening disebut sebagai spot diving paling berbahaya di dunia?


Banyak dari mereka yang meninggal setelah mencoba berenang di The Arc. Terowongan inilah yang menghubungkan Blue Hole dengan Laut Merah.

Saat penyelam mencapai kedalaman lebih dari 55 meter, mereka akan menemukan terowongan batu yang terlihat seperti lengkungan.

Airnya yang begitu jernih seakan menghasilkan kilatan cahaya dari ujung terowongan, sehingga terlihat lebih dekat. Padahal, saat didatangi, penyelam akan semakin berenang ke dalam dan menyebabkan disorientasi.

Parahnya lagi, saat berada di titik tertentu, terowongan yang menghubungkan antara Blue Opening dan Laut Merah inilah yang dianggap berbahaya, karena adanya arus bolak-balik di bawah laut.

Hal inilah yang membuat para penyelaman berpengalaman word play here berpikir dua kali untuk menjelajah tempat ini. Apalagi, tercatat Blue Hole setidaknya telah merenggut hingga 200 nyawa penyelam.

Salah satu penyelam terkenal yang kehilangan nyawanya di sini adalah Yuri Lipski. Penyelam berusia 22 tahun tersebut menyelam dengan kamera untuk membuat dokumenter tentang The Arch. Sayangnya, penyelamannya tersebut malah mendokumentasikan ajalnya sendiri.

Awalnya Lipski turun ke dasar lubang, namun kemudian kejadian tak terduga terjadi saat ia mencapai bawah.

Dalam rekaman tersebut memperlihatkan Lipski sedang panik, lalu mencoba mengisi kompensator daya apung. Tapi dia terlalu dalam dan tekanan laut dalam membuatnya tak bisa mencapai permukaan. Jenazahnya kemudian dievakuasi keesokan harinya oleh Tarek Omar, seorang penyelam asal Mesir.

Mengutip The Guardian, Omar sendiri dikenal sebagai penyelam yang kerap membantu evakuasi mayat para penyelam yang tenggelam di Blue Opening.

Penyelamannya yang terkenal pada tahun 1997 ketika ia mengeluarkan mayat Conor O'Regan dan Martin Gara dari dalam air, mayat pertama yang ditemukan dari Blue Hole.

Sejak itu, dia telah mengeluarkan lebih dari 20 mayat, sehingga mendapatkan julukan sebagai "pengumpul tulang".

Omar mengatakan, butuh persiapan matang sebelum menceburkan diri ke Blue Hole, terutama mengukur kemampuan diri dan kedalaman yang dituju.

"Orang-orang melakukan 100 kali penyelaman dan mengira mereka tahu segalanya tetapi mereka tidak siap untuk kedalaman seperti itu. Sedikit pengetahuan bisa menjadi hal yang berbahaya," ujarnya.

Saat ini Blue Hole masih dikunjungi penyelam dari penjuru dunia, yang biasanya menyelam dengan satu tangki oksigen, serta ditemani pemandu wisata berpengalaman.

Penyelam yang tidak memenuhi syarat kini dilarang oleh hukum untuk memasuki Blue Hole. Hal ini dilakukan untuk mengurangi insiden penyelam yang tenggelam di Blue Opening.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Myanmar Masih Dalam Kondisi Darurat, Perang Saudara Masih Menghantui

Negara Kuba Sedang Bersiap Menyambut Wisatawan Internasional

Melihat Sumur-sumur Jaman Dahulu Bekas Peninggalan Nabi Sulaiman yang di Buat Oleh Pasukan Jin